Sebuah wawancara fiktif ( bukan fiksi ) mendalam : Bagaimana Nasib Jomblo? – Bagaimana Nasib? Jomblo

Seandainya kaum jomblo di Indonesia ingin mendirikan negara sendiri, maka saya rasa kita tidak perlu menunjuk siapa calon presiden jomblo, karena sudah pasti satu nama akan muncul dan langsung menjadi pemenang :  RADITYA DIKA

Kenapa Radit, kenapa bukan..?

Karena menurut saya, lewat jari dan mulut beliau lah ( kata ) jomblo di Negara  mengalami kepopuleran menembus batas, dan disaat yang sama menjadi  joke paling  overused legendaris seperti saat ini.

dan Sabtu kemaren, 5 May 2018,  Bapak presiden  Jomblo Indonesia akhirnya menikah!

Trus, salah?

Jelas tidak, karena jomblo bukan dosa, apalagi menikah, keduanya tidak berada di kutub yang berlawanan.

Bisa tolong diperjelas?

Maksud saya begini : ketika seandainya ada ustad yang heboh soal haram dan neraka, tapi ternyata ketahuan main perempuan?

itu namanya : bertentangan

Tetapi ketika jomblo akhirnya berkesempatan punya banyak pacar, atau menikah bukankah itu namanya….  pencapaian?

Selamat Bang Radit! SAMARA!

**

Sayangnya, tidak semua yang ditampilkan adalah kebenaran HQQ.

Saya percaya (mudah-mudahan ada yang setuju) bahwa jomblo cuma persona seorang Raditya Dika :  materinya yang paling laku. Saking lakunya, hampir tidak ada saingannya di negara ini, kecuali menjual agama, mungkin.

Sotoy kamu anak muda!

Begini, ini murni pendapat pribadi :  saya tidak terlalu percaya kalau penulis best seller ini benar-benar memiliki definisi dan sifat kejombloan seperti kebanyakan jomblo darah murni di luar sana. Kalaupun ada darah jomblonya, menurut hemat saya,  sifatnya itu  temporary : semacam peralihan ketika putus dari satu wanita ke wanita lainnya dalam tempo yang relatif singkat. atau dari putus ke balikan lagi  dengan yang tidak begitu lama. Saya penganut teori konspirasi kalau selalu ada wanita disamping salah satu pelopor stand up comedy di Indonesia ini.

Screenshot_2018-05-07-04-25-57

MANTAN (RADIT) FAVORIT SAYA – gambar dicapture dari IG yang bersangkutan

 

Di salah satu wawancara, sebelum melangsungkan pernikahannya, Radit kurang lebih berkata  kalau dia ingin pernikahannya ini menjadi motivasi buat jomblo-jomblo di luar sana…

Trus, apa salahnya?

Ga ada yang salah, tapi begini kawan-kawan :

saya yakin dan percaya  keajaiban itu ada, tapi yang terjadi kasus Radit menurut saya bukanlah suatu keajaiban, bukan sesuatu yang patut diherankan. atau terlebih lagi menjadi sebuah motivasi : kalau jomblo seperti Radit saja bisa menikah, terus kenapa anda tidak?

Ayolah, it’s THE Raditya Dika we’re talking about!

Udah?

Terlepas dari itu semua, seperti judul tulisan ini, lebih jauh saya cuma mengkhawatirkan bagaimana nasib komoditi jomblo kedepannya?

Apakah Radit akan masih bermain-main dengan persona jomblonya, dan masih menjadi semacam suara kaum yang sudah terpinggirkan tiap malam minggu ini? atau sebaliknya mungkin Radit akan lebih keras menyerang para jomblo dengan status barunya ini?

Screenshot_2018-05-06-04-24-34

Harapan penulis sendiri?

Saya pribadi sih mengharapkan semua becandaan jomblo, dan atributnya, seperti mantan, patah ahti, move on,  dan lain-lain, akan segera menghilang, khususnya dari bit dan materi  Radit.

Kenapa?

Pertama : ini akan menjadi kesempatan bagi beliau untuk menunjukkan kemampuannya di genre yang lain ( yang saya percaya bisa tetap pecah,  he’s a genius comedian, indeed), kedua : agar menjadi contoh juga bagi para pengikut Radit : pencela jomblo dan atau jomblo pencela, agar menggantinya dengan lawakan yang lebih fresh. Leave the single joke, alone !!  ketiga :  karena seandainya ini masih dijadikan materi oleh Radit, tentunya, magis nya akan berkurang, it’s not make-believe anymore, kira-kira seperti lagu Terlalu Lama Sendiri nya  Mas Kunto yang terasa ilang magnetnya setelah si pelantun tidak lagi sendiri.

Lalu, bagaimana dengan  nasib penulis sendiri?.Ada apa sampai rela menulis topik ini dan seakan membela hak para jomblo? Mau berniat menjadi maju sebagai calon presiden jomblo dengan sok menunggangi kepentingan para jomblo?

Ah, saya sih sebenarnya tidak ingin ya, tapi kalau masyarakat menghendaki, maka…

Tunggu, emang  penulis jomblo? kalau gak jomblo gak usah ikut-ikutan lah!

Begini, pada akhirnya yang manapun itu, tidak semua yang ditampilkan itu kebenaran bukan? masalah jomblo atau tidak itu cuma soal keberpihakan, survey juga soal siapa yang bayar. Yang penting, saya bisa memakai persona yang pas didepan mereka yang mendukung saya. Lagian saya sudah siapkan yel-yel untuk kampanye pemenangan saya:

WAHAI PARA JOMBLO, MARI KITA LUPAKEN SOAL KEMENANGAN. YANG PENTING, MARI KITA BERGERAK UNTUK MEREBUT KENANGAN!

Sekian, terimakasih.

**

sudah terlalu lama sendiri

sudah terlalu asik dengan duniaku sendiri…

 

 

 

old friend, new story

Beberapa minggu yang lalu saya dihubungi sebuah nomor asing,  yang boleh dibilang sangat beruntung sekali,  karena sangat jarang sekali nomor2 yang saya tidak ketahui berhasil mendengar suara keren dan imut saya.  Jauh di lubuk hati saya berharap penelpon ini adalah cewe yang biasanya akan langsung mengalami kemerahan di wajah ketika mendengar suara saya. Dan saya senang mengetahui hal tersebut. tapi sayangnya yang beruntung sore itu adalah seorang pemuda  ..seorang teman lama , kita beri saja namanya ..WING , karena dia  sedang menuntut ilmu yang berhubungan dengan pesawat dan angkasa. Jadi cocoklah. Karena nama adalah doa.

Wing ini teman saya ketika saya pertama kali memasuki dunia kost kostan, sebagai peringatan, saya bukan anak kemaren sore di dunia kost mengekost, boleh dikatakan kost saya sekarang adalah priode ke 3, priode pertama adalah dimasa SMA, disini saya ikut nginap ( menyusahkan ) anak anak Seangkatan yang ngekost di sekita sekolahan , salah satunya adalah wing ini, dan kostannya adalah tempat berlabuhnya poster poster Sheila on seven yang sudah saya koleksi ribuan tahun sebelumnya. Priode kostan saya selanjutnya adalah sewaktu kuliah,  yang ga usah kita bahas disini, karena terlalu panjang dan indah, ada sekian ratus sub bab juga. Terkahir ya priode sekarang ini, masa berburu dan mengumpulkan pekerjaan.

Oke, kembali ke Wing, dulu waktu sma dia anak yang polos dan lugu, benar benar belum tersentuh bejatnya dunia deh pokoknya. Dia itu juga berbakti untuk nusa bangsa dan Negara, buktinya pernah ikut paskibra juga kalo saya ga salah orang . Wajah? Standar anak baik2 lah, putih dan polos. Merah kalo dipuji, dan ijo kalo disuruh jalan. Pokoknya jangan dibanding bandingin ama saya , beda dunia.  Saya dan dia Cuma satu tahun berada dikelas yang sama, sisa dua tahun berikutnya, dia milih IPA, dan saya DIPILIH IPS. Jadi kebersamaan kita itu Cuma satu taun, itu udah termasuk mengunci dia dalam kelas dengan ancaman harus nembak cewek. Dan perbuatan perbuatan iseng kecil lainnya yang saya sesali sekarang ini. kenapa? Kita temukan di paragraf paragraf berikutnya.

Jadi mahluk bernama Wing inilah yang menghubungi saya karena kebetulan sedang menuntut ilmu (lagi) di kota yang sama dengan dimana saya bermaksud mencari kehidupan. Namun baru beberapa hari yang lalulah, kita dipertemukan kembali, setelah hampir terpisah satu dasawarsa. Karena setelah SMA, dia terbang ke jogja, dan saya Cuma pindah 2 jam ke padang. Inilah awal ‘kekalahan’ saya

Seperti kata pepatah lama setiap ada perpisahan, pasti ada pertemuan, dan setiap ada pertemuan pasti ada makan-makan

Nah, singkat cerita, dijamulah saya oleh si wing ini di sebuah tempat makan nasi Padang di sebuah sudut kota bandung ini, dan cerita mengalirlah. Mulai dari perkenalan kalo keberadaan dia  di kota ini adalah dalam rangka ditugaskan oleh kantornya untuk kuliah S2 dengan seluruh biaya ditanggung kantor ,dan gaji tetap jalan seperti biasa. Okeh, pantesan ketika saya mengomentari perubahan bentuk tubuhnya dia menjawab : “beginilah, kalo menikmati uang Negara”. Sial. Saya yang sekian kali lebih subur dari dia masih luntang lantung , tanpa dikasihani Negara.

Wing selanjutnya mulai cerita tentang kawan kawan lain  yang sudah mulai menata kehidupannya juga, ada Syofwan, teman satu kostan Wing dulu yang sekarang  lagi sibuk pindah pindah kantor, saya lupa, tapi dari namanya, saya yakin itu perusahaan keren. Trus  kita juga Ingat Adika, temen kost saya di priode 2, dan tetangga di priode satu, yang sekarang sudah jadi semacam bapak buah di Mayora, gosip2 kalau dia memproduksi langsung adonan beng beng dari tangannya saya rasa sudah bisa di balasnya dengan senyum kemenangan kepada mahluk mahluk sejenis saya, yang banyak bicara tapi sedikit..ehm, maksud saya belum bekerja. Trus juga sampai kepada Obor, teman kami yang lain yang sekarang sudah  di pertamina, kata Wing dia itu di grade 7, dan gaji pokoknya 9 jeti gitulah. Gila. Saya biosa beli action figure keren tiap bulan kalo digaji segitu, tapi ya..saya  cuma bisa  minum air putih sebanyak banyaknya, nervous bin kagum? Dikit, ini  lebih karena Wing tidak menawarkan saya segelas es teh manis. Pokoknya kita cerita banyak tentang kawan kawan yang sudah lama tidak terjangkau oleh jarak komunikasi saya, dan ternyata sekarang mereka sudah semakin jauh, mereka sudah tak terjangkau lagi oleh dunia saya.  Walau tubuh saya tetap besar, saya merasa sangat kecil saat itu. Apalagi saat sudah mulai menyinggung rencana pernikahannya dengan seorang bidadari yang dulu jadi rebutan di angkatan saya. Perut saya merasa mengecil, seukuran vokalis noah, Ariel. Lengkap dengan sixpacknya.

Tapi tak apalah, paling tidak saya tau, kalau teman teman saya sudah sukses di luar sana, masalah komunikasi yang sudah jarang, saya pikir, itu tuntutan zaman dan pekerjaan. Dunia maya ? ah, grup yang sudah tersedia pun berdebu, Cuma dihadiri muka yang itu itu saja, yang di dominasi oleh saya. Tak salah, karena semua bergerak di dunia nyata, saya terpasung didunia maya.

Saya tidak tau, mana yang lebih membuat kita bahagia ketika bertemu teman lama : melihat dia jadi orang yang baru, atau tetap menjadi orang yang kita kenal?

Tapi, yang pasti, separah apapun kita, kita pasti bahagia melihat teman kita berhasil, karena paling ga, pas ketemu, mereka lah yang bakal menanggung semua dosa dan kejahatan kita di meja makan. Seperti yang wing lakukan siang itu.

Nb : tulisan ini bukan karena traktiran makan yg ga ada es the manisnya itu, ini semacam ucapan selamat datang buat teman lama yang muncul jadi fans.HAHAAHAHAHA